pengobatan kanker rahim

 

Kanker rahim/kanker uterus adalah tumor ganas yang terdapat pada endometrium (lapisan terdalam rahim, tempat menempelnya ovum yang telah dibuahi). Kanker jenis ini, dapat mempengaruhi kemampuan reproduksi seorang wanita. Karena itu, tidak heran bila kanker ini merupakan salah satu jenis kanker yang paling ditakuti kaum wanita.

Faktor Resiko Terserang Kanker Rahim

Seperti jenis kanker yang lain, penyebab kanker rahim belum dapat diketahui secara pasti. Namun, ada beberapa faktor resiko yang memungkinkan seorang wanita terserang penyakit ini, antara lain:
  1. Wanita di atas usia 50 tahun.
  2. Melakukan hubungan seks di bawah usia 20 tahun.
  3. Penderita Endometrial hyperplasia.
    Endometrial hyperplasia merupakan suatu peningkatan dalam jumlah sel-sel lapisan rahim/uterus. Itu bukan kanker. Namun, terkadang itu dapat berkembang menjadi kanker. Periode-periode menstruasi yang berat, perdarahan diantara periode-periode dan setelah menopause adalah gejala-gejala umum dari hyperplasia.
  4. Terapi sulih hormon/HRT (Hormone replacement therapy).
    Terapi ini, digunakan untuk mengatasi gejala-gejala menopause, mencegah osteoporosis/pengeroposan tulang, dan mencegah resiko penyakit jantung dan stroke. Wanita  yang menggunakan hormon estrogen tanpa progesteron mempunyai suatu peningkatan risiko kanker kandungan, terutama bagi yang menggunakannya dengan dosis tinggi dalam jangka panjang.
  5. Obesitas.
    Sebagian estrogen dalam tubuh dibuat di dalam jaringan lemak sehingga wanita yang gemuk memiliki kadar estrogen yang lebih tinggi. Tingginya kadar estrogen merupakan penyebab meningkatnya resiko kanker rahim pada wanita obesitas.
  6. Pemakaian tamoksifen
    Tamoksifen biasanya digunakan untuk mencegah atau mengatasi kanker payudara. Wanita yang menggunakan obat ini, beresiko besar untuk terserang kanker rahim. Tamoksifen memiliki efek antiestrogen pada sel kanker payudara tetapi berefek estrogenik pada rahim sehingga penggunaan obat ini, menjadi salah satu faktor resiko bagi seorang wanita terserang kanker rahim.
  7. Ras.
    Kanker rahim lebih sering ditemukan pada wanita berkulit putih.
  8. Menstruasi pertama sebelum usia 12 tahun.
  9. Menopause setelah usia 50 tahun.
  10. Tidak memiliki anak.
  11. Kemandulan.
  12. Adanya polip pada endometrium.

Gejala-gejala Terkena Kanker Rahim

  1. Perdarahan di luar masa  haid yang berlebihan.
  2. Siklus menstruasi yang abnormal.
  3. Nyeri perut bagian bawah atau kram panggul.
  4. Keluar cairan putih yang encer atau jernih (pada wanita pasca menopause).
  5. Nyeri atau kesulitan saat berkemih.
  6. Nyeri ketika melakukan hubungan seksual.

Pencegahan Kanker Rahim

  1. Jangan terlalu sering mencuci vagina dengan antiseptik.
  2. Jangan menaburkan talk/bedak pada vagina.
  3. Jauhi rokok.
  4. Mengurangi konsumsi makanan yang mengandung lemak secara berlebihan.
    Sebagian estrogen dalam tubuh dibuat dalam jaringan lemak. Estrogen merupakan salah satu faktor yang diyakini oleh para ahli sebagai pemicu kanker rahim.
  5. Menghindari makanan yang mengandung karsinogen (zat pemicu kanker) seperti yang banyak mengandung pengawet.
  6. Konsumsi makanan/minuman/buah yang mengandung betakaroten dan antioksidan. Karena kekurangan zat tersebut dapat memicu timbulnya kanker.
  7. Tidak melakukan hubungan seks di bawah usia 20 tahun.
    Hubungan seks idealnya dilakukan ketika sel-sel mukosa sudah matang. Pada usia muda, sel–sel mukosa umumnya belum matang sehingga rentan terhadap rangsangan dari luar, termasuk zat-zat kimia yang di bawa oleh sperma. Akibatnya, sel mukosa dapat berubah sifat menjadi kanker.
  8. Berolahraga secara teratur.
  9. Memeriksakan diri ke dokter secara teratur.

Pengobatan Kanker Rahim

Selama ini, cara yang banyak ditempuh oleh para penderita kanker rahim adalah melalui pengobatan medis. Pengobatan kanker secara medis bertujuan merusak dan membunuh sel kanker. Sayangnya, tidak hanya sel kanker yang rusak, sel dan jaringan yang sehat pun bisa ikut rusak. Karena itu, seringkali pengobatan kanker tersebut dapat menimbulkan berbagai efek samping negatif. Pengobatan kanker rahim secara medis biasanya meliputi pembedahan (operasi), radioterapi, terapi hormonal, dan kemoterapi.
Selain pengobatan kanker secara medis, saat ini telah berkembang banyak pengobatan kanker alternatif. Salah satu alternatif pengobatan kanker rahim yang banyak diminati saat ini adalah dengan menggunakan herbal antikanker, misalnya dengan menggunakan Sarang Semut. Sarang Semut (Myrmecodia pendans) merupakan tanaman yang berasal dari Papua yang secara tradisional telah digunakan oleh penduduk asli Papua secara turun-temurun, untuk mengobati berbagai penyakit ringan dan berat.
Kini, hasil penelitian modern telah menyingkapkan berbagai kandungan senyawa aktifnya yang berperan penting dalam proses pengobatan kanker. Dr. M. Ahkam Subroto, ahli peneliti utama LIPI, mengungkapkan bahwa senyawa aktif yang terkandung dalam Sarang Semut adalah flavonoid, tanin, dan polifenol yang berfungsi sebagai antioksidan dalam tubuh.  Antioksidan sangat dibutuhkan tubuh untuk menangkal radikal bebas penyebab kanker.
Radikal bebas yang beredar dalam tubuh berusaha mencuri elektron yang ada pada molekul lain seperti DNA dan sel. Jika hal itu terjadi, maka DNA dan sel yang kehilangan elektronnya bisa menjadi rusak dan tidak stabil sehingga berpotensi menyebabkan terjadinya kanker. Antioksidan membantu menghentikan proses perusakan sel dengan memberikan elektron pada radikal bebas sehingga mencegah radikal bebas untuk mencuri elektron dari DNA ataupun sel, dengan demikian sel menjadi sehat dan kanker pun dapat dihambat.
Sarang Semut yang kaya akan kandungan antioksidan, tidak hanya dapat mencegah kanker,  tetapi juga dapat digunakan dalam pengobatan kanker rahim dan berbagai jenis kanker lain yang bahkan penyebarannya cepat sekalipun.  Dengan berbagai kandungan senyawa aktifnya, Sarang Semut bekerja dalam lingkup sel dengan menstimulasi sistem kekebalan tubuh untuk melawan sel-sel kanker, misalnya, salah satu antioksidan yang terkandung dalam Sarang Semut, flavonoid, terbukti memiliki mekanisme dalam melawan tumor/kanker seperti inaktivasi karsinogen, antiproliferasi (menghambat proses perbanyakan sel abnormal pada kanker), penghambatan siklus sel, induksi apoptosis dan diferensiasi, inhibisi angiogenesis, dan pembalikan resistensi multi-obat atau kombinasi dari mekanisme-mekanisme tersebut.
Tokoferol, senyawa antioksidan lain dalam sarang semut, juga merupakan salah satu senyawa yang memegang peranan penting sebagai antikanker. Penelitian menunjukkan bahwa alfa-tokoferol pada konsentrasi 12 ppm telah mampu meredam radikal bebas hingga 96%. Sedangkan Sarang Semut kaya akan antioksidan tokoferol, sampai sekitar 313 ppm. Maka,  tidak heran herbal ini dikenal memiliki reaksi yang cepat dalam membantu menumpas kanker, tumor, dan berbagai bentuk benjolan yang bisa menjadi tumor atau kanker.
Dengan berbagai penelitian mengenai kandungan aktifnya, banyak khasiat Sarang Semut yang telah terungkap sehingga banyak orang telah meyakini dan memanfaatkan Sarang Semut untuk menyembuhkan berbagai penyakit ringan maupun berat seperti tumor dan kanker. Sebagai obat kanker alami, Sarang Semut terbukti ampuh mengatasi berbagai jenis  kanker stadium awal maupun akhir, termasuk mengatasi kanker rahim. (sumber : deherba.com)